Jumat, 14 Oktober 2011

3rd Journal Reflection : Technology and Language Learning



For first time I read the article, I did not understand. So, I had to read it twice.
There are two kinds of oral interaction based on Bygate’s model, information routines and interaction routines. I got little bit confused about explanation. Why it is part of evaluative, why it is not expository. I think explanation is not too different with description. Description is part of explanation, I guess.                         
I think, encourage student to speak is not easy. Because, I think, external motivation is not enough. It is need the willingness of the student.
After they have the willingness. We can guide the student about accuracy and fluency easily.
Based on the article, computer in teaching speaking skills used as a communication medium. I think,  it is interesting. Because, I think not all of students will get or enjoy the lesson in the classroom, and not all of student will think activities in the classroom is interesting.
Based on my experience, I have some trouble about speaking, maybe, until now. I am always stuck about accuracy, finally I do not produce anything.
But, I think, because of IELL. I have no doubt to speak, even sometime my accuracy is lack.
If I were a teacher, I will to encourage my student to speak first, and then I will guide them until they have good accuracy and fluency.


Selasa, 04 Oktober 2011

2nd Journal Reflection : Humanistic Studies

Namaku

Andriana Eka Sakti, itulah namaku. Kata ibuku “Eka” itu berarti anak pertama, sedangkan “Sakti” karena orang tua saya berharap agar saya menjadi anak yang kuat, juga karena saya lahir di hari kesaktian pancasila. Lalu “Andriana” ? heem, kalau yang ini agak rumit menjelaskannya.
Ayah bercerita bahwa saya lahir di hari yang sama dengan anak dari sepupu ayah, dan mereka bersepakat memberi nama “Andri” pada anak mereka. Namun dikarenakan saya adalah anak perempuan, maka “Andriana” lah yang akhirnya tercantum pada akte kelahiran saya. Anak dari sepupu ayah ? Namanya jadi Bayu. Ya, Benar. Mereka ingkar dengan kesepakatan mereka.
Eyang saya pun pernah bercerita, “Andriana” diambil dari nama dokter yang telah membantu persalinan ibu saya. Ya, benar . Nama saya rumit dijelaskan.



Entah kenapa, saya tidak suka dipanggil dengan nama Andriana. Terkesan ribet dan tidak sesuai dengan image saya. Saya lebih suka dipanggil Andri, karena lebih terdengar simpel. Walaupun terkadang saya agak jengkel karena selalu dikira laki-laki. Bahkan pernah suatu hari ketika kenalan dengan seseorang, orang itu tidak percaya bahwa Andri adalah namaku. “Kok namanya kayak anak laki ?”, kalimat itulah yang selalu terucap dari orang yang baru pertama kali mendengar namaku.
Dulu, saya merasa malu saat diabsen saat di bangku sekolah. Kenapa ? . Karena saat nama “Andriana Eka Sakti” disebut, kalimat “Wessssss, dia Sakti meeeen !!!” atau “Loh ? kirain cowo..” sering sekali terdengar dari teman-temanku.
Bahkan di tempat lesku dulu ketika saya masih SD, saya terkenal dipanggil dengan nama Sakti. Hampir semua teman-teman lesku memanggilku “Sakti”. Tapi, terdengar lumayan keren juga.
Yap, walau bagaimanapun nama adalah doa. Orangtua selalu berdoa untuk anak-anaknya yang terbaik.
Setelah saya mengetahui arti dari nama saya , saya pun bangga dengan nama itu. Karena namaku memiliki arti yang hebat. Anak Pertama yang sangat kuat. Orang tua ku ingin aku menjadi anak pertama yang kuat walaupun aku adalah anak perempuan.

Andriana Eka Sakti
2010120010